Teori
Lempeng Tektonik
Masih ingatkah kamu dengan gerak tektonik?
Lalu apakah hubungan antara lempeng tektonik dengan gerak tektonik? Gerak
tektonik merupakan gerak naik, turun, dan menggeser ke samping yang menyebabkan
perubahan bentuk kulit Bumi. Nah, benda apakah yang digerakkan oleh tenaga
tektonik ini? Ya, yang mengalami pergerakan adalah lempeng-lempeng tektonik
yang merupakan bagian kerak Bumi yang disokong magma di bawahnya. Akibatnya
lempeng tektonik bebas bergerak satu sama lain. Gerakan ini memungkinkan
terjadinya tumbukan, gesekan, ataupun pemisahan antara lempeng yang satu dengan
yang lain.
Deskripsi pergerakan ini
dijelaskan dalam teori lempeng tektonik. Lalu, apa yang mendasari munculnya
teori ini? Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang
ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of
Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat
sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental
drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua
terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga
mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.
Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas
lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti
Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan
waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori
ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi,
tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung,
benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu
bergeser.
Sekarang kita sudah tahu bahwa
benua-benua yang kini ada selalu bergeser. Pertanyaannya adalah tenaga apa yang
menyebabkan benua-benua tersebut bergeser? Agar kamu lebih paham, cermatilah
gambar di samping. Perpindahan arus panas di selubung menekan lempeng
(baik yang berupa lempeng
benua ataupun lempeng samudra). Panas naik dan terjadi perpindahan dari inti
Bumi ke selubung Bumi. Arus panas mengalir dengan sangat lambat sambil
menggerakkan lempeng. Ketika selubung Bumi mendingin, tempatnya digantikan oleh
selubung baru yang panas, demikian seterusnya terjadilah pergantian antara
selubung-selubung yang panas dengan selubung yang dingin. Selubung Bumi
perlahan berubah ketika terjadi perpindahan arus panas dan kemudian memberikan
sebagian unsurnya menjadi magma yang membentuk tepi baru lempeng. Perbatasan
lempeng-lempeng tektonik utama yang selalu bergeser dapat ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas
terdapat beberapa lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik, Indo-Australia, Amerika
Selatan dan Utara, Eurasia, dan Antartika. Benua Asia terimpit oleh tiga
lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng
Indo-Australia. Lempeng Eurasia merupakan lempeng terbesar yang menghubungkan
Benua Asia dan Eropa. Lempeng ini relatif lebih statis dibandingkan lempeng
Pasifik dan Indo-Indonesia yang terus-menerus bergeser ke arah barat laut dan
utara. Akibat tabrakan lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terbentuknya
pulau-pulau dan deretan pegunungan.
Di manakah posisi Indonesia di
antara ketiga lempeng tektonik tersebut? Ternyata Indonesia diimpit oleh ketiga
lempeng tektonik tersebut. Lempeng Indo-Australia mendesak ke arah utara
sedangkan lempeng Pasifik mendesak ke Barat. Hal ini menyebabkan Indonesia
termasuk dalam rangkaian Pegunungan Mediteran dan Sirkum Pasifik. Rangkaian
Pegunungan Mediterania dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Himalaya,
Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Sedangkan Sirkum Pasifik memanjang
dari Pantai Pasifik Amerika, Kamsyatku, Jepang, Filipina, Irian, Australia
sampai Selandia Baru.
Selain munculnya banyak gunung
api, akibat dari desakan lempeng-lempeng tersebut dapat menimbulkan terjadinya
gempa bumi. Fenomena alam seperti gempa dan gunung meletus tidak jarang memakan
korban yang sangat besar. Tragedi terbesar sepanjang sejarah sebagai akibat
gempa terjadi di Cina tahun 1556. Ketika itu, gempa telah menewaskan 800.000
jiwa. Adapun letusan gunung api terdahsyat terjadi ketika Gunung Krakatau
meletus pada tahun 1883. Bagaikan kiamat lokal saja, letusan Krakatau menyapu
habis makhluk hidup di sekitarnya termasuk 36.000 manusia. Pergeseran lempeng
yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami yang hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar