TEORI EVOLUSI
Teori evolusi berawal dari sebuah pertanyaan besar
yang telah menganggu pikiran manusia dari dahulu, yaitu “DARI MANA ASAL
MANUSIA?”. Banyak pandangan lahir, namun Teori Evolusilah yang paling
mengemparkan. Teori Evolusi secara kasar digambarkan sebagai teori yang
mengatakan bahwa manusia berasal dari binatang, jelasnya dari kera.
Pengertian
Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris:
evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah, evolusi diartikan sebagai
perkembangan social, ekonomis, politis yang berjalan sedikit demi sedikit,
tanpa unsur paksaan. Dalam ilmu pengetahuan, istilah evolusi diartikan sebagai
perkembangan berangsur-angsur dari benda yang sederhana menuju benda yang lebih
sempurna.
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan
dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti
perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini
menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup.
Tokoh-Tokoh Teori Evolusi Awal
- J. B. de Lamarck (1774-1829)
Lamarck adalah seorang sarjana Perancis, merupakan
orang pertama yang secara tegas menyatakan bahwa kehidupan berkembang dari
tumbuh-tumbuhan menuju binatang, dan dari binatang menuju manusia. Namun,
pandangannya pada waktu itu belum mendapat banyak perhatian.
- Charles Darwin (1809-1882)
Darwin adalah ahli zoology yang berasal dari
Inggris. Dalam bukunya “The Origin of Species)” (Terjadinya Jenis-Jenis), yang
terbit tahun 1859, ia merumuskan pandangan bahwa: semua jenis binatang berasal
dari satu sel purba. Sel-sel purba ini menurut Darwin diciptakan oleh Tuhan.
Tahun 1871, terbit buku kedua Darwin, “The Descent
of Man” (Asal Usul Manusia). Dalam buku ini, ia mengatakan: binatang yang
paling maju, yaitu kera, dengan proses struggle of life, sedikit demi sedikit
berubah, dan dalam jenisnya yang paling sempurna, mengarah menuju wujud
kemanusiaan. Binatang menjadi manusia. Pandangan ini diperkuat dengan
ditemukannya tengkorak Manusia Neanderthal tahun 1856 di Lembah dekat
Dusseldorf, Jerman Barat. Manusia Neanderthal menyerupai kera dan manusia.
- Ernst Heirich Haeckel (1834-1919)
Haeckel adalah sarjana ilmu pengetahuan
berkebangsaan Jerman. Ia menolak penciptaan sama sekali. Menurutnya, dunia ini
kekal, tak ada permulaan, dan hidup tercipta dengan sendirinya secara mekanis.
Demikian juga halnya dengan manusia.
Haeckel dalam bukunya “Naturliche
Schopfungsgeschichte” (Sejarah Penciptaan) mengatakan, bahwa sebelum manusia
Neanderthal tentu pernah hidup semacam “keramanusia” yang disebutnya
“Pithecanthropus”. Namun sampai waktu fossil semacam keramanusia itu belum
ditemukan.
Atas pengaruh Haeckel timbullah kebiasaan untuk
menyamaratakan manusia dengan kera, melalui ungkapan “manusia berasal dari
kera”. Haeckel yang sikapnya atheis membuka lebar jalan bagi penganut teori
evolusi yang menentang Tuhan terutama Marxisme dan Komunisme.
Perkembangan Teori Evolusi Biologis (Aspek
Lahiriah)
Secara garis besar bukti biologis/fisically yang
membuktikan teori evolusi ada 3, yaitu:
1. Penemuan fosil-fosil dari zaman purba
Fosil adalah kerangka atau bagian kerangka baik
dari hewan, tumbuh-tumbuhan, atau manusia, yang pernah hidup di zaman
purbakala. Menurut fosil, manusia purba dapat di golongkan atas:
a. Manusia pra-Neanderthal (antara 600.000-150.000
tahun yang lalu)
Dari hasil penemuan-penemuan pada zaman ini,
Klaatsch ,menyimpulkan bahwa manusia tidak berasal langsung dari kera primat
(kera modern), tapi dari semacam makhluk turunan dari species kera umum, yang
merupakan pendahulu baik dari kera-kera modern maupun dari manusia.
b. Manusia Neanderthal (hidup 150.000-60.000 tahun
yang lalu)
Kebudayaan Manusia Neanderthal tampak jelas yaitu
dengan ditemukannya alat-alat kerja dari batu dan tulang dan juga tempat
kuburan serta tempat makanan. Sehingga kemanusiaan manusia Neanderthal tidak
dapat diragukan lagi. Kesadaran untuk beragama telah mulai membenih dalam
dirinya.
c. Manusia Post-Neanderthal (60.000-10.000 tahun
yang lalu)
Manusia pada zaman ini dizamakan Homo sapiens.
Mereka tidak hanya mengenal alat-alat kerja yang halus, lebih dari itu, mereka
telah menguburkan yang mati, memiliki kemampuan untuk merenungkan hidupnya
sendiri dan seluruh alam. Ia menjadi pelukis, manjadi seniman.
2. Keajaiban Atom
Tidaklah benar benda-benda itu statis, mati.
Kenyataannya adalah benda itu sanggup berubah dari intinya (atom), tidak
sekedar berubah secara fisik saja. Terjadi perubahan dalam inti atom dan
kefleksibelannya dalam menyatukan diri dengan atom lain. Susunan dari
bagian-bagian elementer (proton, neutron, electron) sangat berbeda dengan
variasi yang tak terbatas, apalagi peralihannya. Hal dapat ditafsirkan sebagai
cermin dari perubahan-perubahan yan berlangsung dalam bidang yang lebih tinggi,
yaitu dalam alam tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia. Inti pendorong evolusi
adalah enersi. Para ahli tidak bisa memastikan apakah bentuk enersi itu berupa
materi, karena bagian elementer atom sama sekali tidak dapat dilihat, tidak
dapat dibayangkan atau digambarkan.
3. Satu Sel Menjadi Bayi
Perkembangan yang dialami oleh anak bayi dalam kandungan
wanita adalah suatu kejadian yang paling mengesankan bagi teori evolusi.
Kejadian itu disebut “ontogenese”. Dengan istilah itu dimaksudkan: perkembangan
yang dialami dari satu sel menuju wujud kemanusiaan. Ontogenese menunjukkan
betapa hebat kekuatan alam mengembangkan sesuatu yang serba sederhana menjadi
sempurna.
Selain tiga bukti ini, masih ada bukti-bukti
fosil-fosil binatang dan tumbuhan, perkembangan bintang-bintang yang dasyat
sebagaimana dapat disaksikan oleh astronomi untuk menguatkan teori evolusi.
Kesadaran (Aspek Batin)
Jika Darwin tokoh vital teori evolusi awal, di
zaman modern ini, Teilhard de Chardin, sarjana paleontology dari Perancis, yang
sangat popular dalam teori evolusi. Menurut Teilhard bumi mengalami 3 fase
evolusi:
Fase Geosfer: fase terciptanya matahari dan planet-planet (termasuk bumi). Pada fase ini belum ada kehidupan, namun perubahan alam berjalan terus.
Fase Kehidupan (biosfer): bermula dari sel-sel, sampai pada tingkat perkembangan tertinggi. Loncatan evolusi terpenting adalah munculnya manusia.
Fase pikiran: manusia berkembang dari pola kehidupan primitif sampai pada kehidupan modern yang ditandai teknik dan industri modern.
Fase Geosfer: fase terciptanya matahari dan planet-planet (termasuk bumi). Pada fase ini belum ada kehidupan, namun perubahan alam berjalan terus.
Fase Kehidupan (biosfer): bermula dari sel-sel, sampai pada tingkat perkembangan tertinggi. Loncatan evolusi terpenting adalah munculnya manusia.
Fase pikiran: manusia berkembang dari pola kehidupan primitif sampai pada kehidupan modern yang ditandai teknik dan industri modern.
Teilhard mengatakan, setiap benda memiliki dua segi
yang saling berjalin, yaitu segi luar (without): seluruh struktur benda sejauh
dapat diukur, diperiksa secara fisika-kimia, dan segi dalam (within):
konsentrasi psikis-inti kecendrungan dari benda.
Oleh Teilhard, konsentrasi psikis itu disebut
“kesadaran”. Kesadaran nampak jelas dalam diri manusia, namun ada juga dalam
binatang sebagai perasaan dan insting, dan dalam tumbuh-tumbuhan sebgai hidup
vegetatif. Sedangkan dalam benda mati “kesadaran” itu masih tipis.
Segi luar dan segi dalam tidaklah merupakan dua
bagian yang berlainan dalam suatu benda, melainkan dua sudut dari kenyataan
yang sama, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Jadi benda bukanlah semacam
kumpulan atom-atom yang berjajaran secara mekanis saja, melainkan suatu
penyatuan atom-atom dan molekul-molekul dengan daya kecendrungan tertentu.
Kecendrungan itu, “kesadaran” itu, adalah kunci evolusi.
Dalam benda mati, kombinasi atom dan molekul masih
relatif sederhana dan sejalan dengan kesederhanaan segi luar itu, konsentrasi
psikis, segi dalamnya-pun masih sederhana dan tipis. Makin kompleks, makin kaya
segi lahir, yakni kombinasi molekul-molekulnya, makin padat dan kuatlah segi
batinnya. Evolusi menuju struktur benda yang semakin sempurna adalah sekaligus
evolusi menuju kesadaran batin yang semakin memusat. Sampai suatu saat,
terjadilah loncatan maha penting dalam proses evolusi alam semesta, yaitu:
meningkatnya kesadaran instinktif menjadi kesadaran reflektif, lahirnya
pikiran. Terjadilah jiwa manusiawi. Manusia sadar bahwa dirinya “sadar”, dapat
berkata “aku”, dapat memikirkan masa lampau dan masa depan, mengambil
kesimpulan, dan merencanakan. Ia sendiri kini menjadi pendorong evolusi.
Makin kompleks, makin bersatulah benda – itulah
hukum evolusi–, yang disebut oleh Teilhard “loi de complexite et de conscience”
(hukum eratnya hubungan antara kompleksifikasi materi dan konsentrasi batin,
yaitu kesadaran). Dan bisa ditambahkan bahwa; makin bersatu, makin bebas dari
pengaruh luar, makin merdekalah ia dalam dirinya sendiri. Kebebasan mencapai
puncaknya dalam diri manusia. Ia merupakan satu personality, kepribadian yang
menyeluruh dalam dirinya sendiri. Ia bebas menentukan nasibnya sendiri.
Penjelasan dari Teilhard merupakan pukulan yang
mematikan bagi materialisme. Ia menunjukan bahwa evolusi tidak berjalan atas
susunan materi belaka, tidak berkembang dari kebetulan, tetapi secara terarah,
berdasarkan kesadaran batin, seakan-akan dalam benda itu tertanam suatu
rencana.
Persatuan mutlak antara segi lahir dan batin (tubuh
dan jiwa) membawa kesimpulan-kesimpulan yang revolusioner. Pertama, manusia, seluruhnya
jiwa dan badan berasal dari bapak ibu, dari leluhur. Jadi bukanlah bahwa anak
bayi tubuhnya berasal dari sel telur perempuan dan sperma lelaki, sedang
jiwanya pada pembuahan langsung diciptakan Tuhan. Tetapi, bapak ibu secara
total, jiwa dan badan, menurunkan anak. Kedua: jika manusia meninggal, tubuh
tidak akan mutlak terpisah dari jiwa, dan itu merupakan dasar dari kebangkitan.
Penutup
Teori evolusi bukan lagi teori evolusi dari Darwin.
Darwin sudah jauh ketinggalan. Meskipun ia tetap berjasa, namun teorinya sudah
demikian mendapat koreksi, hingga teori evolusi tidak dapat disebut dan
disamaratakan dengan Darwinisme.
Selama ribuan tahun manusia berevolusi dalam
kesadaran. Manusia telah mencapai tingkat kompleksitas yang tinggi, baik dalam
pemikiran, perasaan maupun kegiatan-kegiatan hidupnya. Lebih-lebih dalam 300
tahun terakhir, telah terjadi peningkatan yang luar biasa di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemampuan-kemampuan intelektuil yang lain.
Sesungguhnya titik terpenting teori evolusi bagi
kehidupan manusia hari ini adalah penelaahan terhadap langkah-langkah
perkembangan kebudayaan manusia. Sehingga kita akan memikirkan lagi asal usul
seluruh kegiatan dan tujuan-tujuan dasar dari kegiatan tersebut. Di bidang
ekonomi misalnya, dimana saat ini yang menguasai kegiatan ekonomi adalah
kapitalistik dan penciptaan kebutuhan yang tidak perlu, banyak menyimpang
dasarnya. Seni, terdistorsi dari pengungkapan perasaan kepada selera dangkal
seperti pornografi. Sehingga, dengan pemahaman akan landasan kehidupan, manusia
bisa merencanakan merintis kemajuan-kemajuan sejati di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar